Selasa, 20 November 2012

RELATIF



Panggung 1 : Jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota . Dengan bangga, ibunya menjawab, "Syukurlah, sekarang hidup bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung pencakar langit."

Panggung 2 : Di sebuah gedung perkantoran di tengah kora yang sibuk, seorang bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan gugup, manajernya menjawab, "Namanya Bejo Pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik namanya."

Aha! betapa relatifnya nilai sebuah pekerjaan. Dari satu sudut pandang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan. Namun, dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sebuah harapan panjang. Begitulah pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut kemujuran hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-misahkan orang ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Padahal melalui tatapan hati nurani, tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Ketika anda menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat "keberuntungan", di saat itu anda mampu mendengar bisikan nurani.

Tidak ada komentar: