Jumat, 01 November 2013

SESULIT APAPUN, TERTAWALAH



Suatu hari ada seorang pedagang duku yang sedang berkeliling menjajakan dagangannya. Di depan sebuah Kerajaan dia berhenti sejenak dan mangkal di sana menawarkan buah duku yang ia jual. Rupanya ia tidak tahu bahwa di kawasan itu dilarang berjualan, ahhhhh.... tembok di belakang dia mangkal juga sudah ada larangannya, ternyata dia pun tidak bisa membaca.

"TENG... TENG... TENG...!!" dua orang pengawal kerajaan datang menuju kepada tukang duku tersebut. "Hei Pak! apakah kamu tidak tahu bahwa di sini dilarang berjualan ???"

Tukang duku itu kebingungan, "ohh, maaf tuan, saya tidak tahu kalau di sini tidak boleh berjualan." lalu ia pun segera berbenah untuk membawa dagangannya pergi. "mari tuan, saya pindah tempat dulu."

"EITSSS.... tunggu dulu, kamu gak bisa seenaknya habis berbuat pelanggaran, tapi pergi begitu saja, ga bagus buat contoh rakyat yang lainnya." kata si pengawal

"maaf tuan, dagangan saya baru laku sedikit, memang dendanya berapa tuan??" jawab tukang duku

"siapa yang bilang kamu bakal didenda?? kamu harus menerima hukuman dari kami sesuai undang2 yang berlaku!!!"

"???" si tukang duku berwajah polos kebingungan

"Sesuai peraturan, hukumannya adalah setiap pedagang yang berdagang di sini harus dimasukan 10 buah barang dagangannya ke dalam lubang anusnya!!!"

"ALAMAK!!!"

Tukang duku itu yang sedari tadi berwajah melas, pasrah, wong deso tiba2 langsung kaget setengah mati, dan segera mengambil jurus langkah seribu..... SUUUURR...

"HAP!!!" namun, sebelum ia sempat melarikan diri, kedua pengawal dengan sigap langsung menangkap tubuh si tukang duku, dan langsung ia seret untuk dihukum.

"Bro, ente yang megangin nih si tukang duku, ane yang eksekusi, jangan sampai lepas ya bro!!" kata salah seorang pengawal kepada temannya.

Saat EKSEKUSI :

duku pertama ......  TIDAAAAK
duku kedua...... OH NOOOO
duku ketiga..... AMPUUUUN
duku keempat.... PLEAAASE
duku kelima...... TOBAAAAT DAAAAH, CUKUUUUP PAAAAK
duku keenam... (di sensor karena tidak manusiawi)
duku ketujuh... (masih disensor, karena sangat tidak manusiawi)
duku kedelapan.... hehe, hahahaha

ditengah eksekusi berlangsung si tukang duku tiba2 tertawa, dan makin keras tertawanya. para pengawal pun bingung keheranan.

"Heh pak tua kenapa kamu tertawa, apa hukuman ini tidak sakit???!"

si tukang duku pun menjawab, "bukan begitu tuan, tapi saya melihat sesuatu yang bagus di sana..."

kedua pengawal itu pun membalikan pandangannya, dan melihat ternyata ada seorang "tukang duren" sedang asik menjajakan dagangannya, tepat di mana tulisan 'dilarang berdagang' terpampang......

Tidak ada komentar: